Konservasi adalah upaya untuk melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem dari kerusakan dan kepunahan.
Manfaat Konservasi
1. Menjaga Sumber Air
Jika kita melakukan konservasi di daerah tangkapan hujan, seperti pegunungan, kita bisa menjaga sumber air.
Daerah tangkapan hujan merupakan kawasan yang harus selalu dijaga agar tetap hijau sehingga sumber air tetap tersedia.
Salah satu jenis konservasi yang bisa dilakukan adalah reboisasi.
2. Pelestarian Flora dan Fauna
Sudah jelas sekali manfaat yang satu ini.
Konservasi alam akan memberikan manfaat terhadap lestarinya tumbuhan-tumbuhan.
Tak hanya itu, dengan konservasi kita juga bisa melestarikan fauna ataupun satwa langka.
Dewasa ini banyak sekali satwa langka yang jadi bahan pemburuan pihak tidak bertanggung jawab.
Sehingga populasinya semakin menurun.
Untuk itu konservasi satwa langka harus lebih digalakan.
3. Membuka Lapangan Pekerjaan
Tidak pernah terbayangkan jika dengan menggalakan konservasi akan membuka lapangan pekerjaan.
Pelestarian sumberdaya alam membutuhkan partisipasi seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya pemerintah.
4. Meningkatkan Keragaman Konservasi
Dengan melakukan berbagai macam konservasi, maka kita dapat meningkatkan keragaman konservasi itu sendiri.
Namun, kita harus tetap menjaga konservasi yang lain.
Tidak perlu kita merusak satu ragam konservasi hanya untuk melakukan konservasi lainnya.
5. Meningkatkan Produksi sumber makanan
Tak hanya bermanfaat untuk melestarikan flora dan fauna yang telah punah.
Dengan adanya konservasi, kita juga bisa mengimbangi bahan pangan dengan laju pertumbuhan.
Pertumbuhan penduduk semakin meningkatnamun swasembada pangan mulai tidak teratur.
Untuk itu konservasi alam akan membantu kita mempertahankan swasembada pangan.
Metode Konservasi Lingkungan
Metode konservasi lingkungan dibagi jadi dua jenis, di antaranya:
1. In-Situ
Metode konservasi in-situ merupakan upaya pelestarian keanekaragaman hayati, baik berupa flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang dilakukan di habitat aslinya.
Lingkungan yang akan dijadikan lokasi konservasi harus tetap berada dalam kondisi layak dan terjaga untuk dihuni oleh spesies itu.
Kawasan yang berfungsi sebagai lokasi konservasi secara in-situ seperti misalnya suaka margasatwa, cagar alam, dan taman nasional.
Tujuan konservasi merupakan mengurangi risiko kerusakan di habitat tertentu, sehingga enggak mengancam kelangsungan dan kelestarian hidup flora dan fauna.
Spesies flora dan fauna yang punya karakteristik uniklah yang akan diperhatikan untuk dilestarikan.
Konservasi in-situ dilakukan jika jumlah spesies yang ingin dilindungi terlalu banyak dan punya kondisi khusus yang enggak mungkin dipindahkan ke lokasi lainnya.
2. Eks-situ
Metode konservasi eks-situ adalah upaya pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan di luar habitat asli sebuah spesies.
Lingkungan konservasi secara eks-situ merupakan lingkungan buatan manusia.
Konservasi eks-situ jadi alternatifjika habitat asli dari sebuah spesies sudah rusak, dan enggak layak dihuni.
Jika lingkungan ini ingin dihuni oleh spesies-spesies yang hidup di dalamnya, perlu waktu untuk bisa kembali seperti biasa.
Karakteristik dari habitat buatan adalah wilayahnya yang enggak terlalu luas dengan jumlah populasi yang terbatas.
Lokasi pembuatan habitat buatan berdekatan dengan pemukiman manusia, hingga spesies yang dikonservasi enggak dibiarkan hidup secara liar, seperti kebun binatang dan lokasi penangkaran.
Konservasi eks-situ dibuat semirip mungkin dengan habitat asli supaya tingkat keberhasilan konservasinya tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar